Minggu, 25 November 2012

JENIS-JENIS MAJAS / GAYA BAHASA

Diposting oleh Unknown di 03.37
Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Majas atau gaya bahasa dapat dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu :

1. Majas Perulangan

a. Aliterasi
   Aliterasi adalah sejenis majas yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
Contoh :
Kau keraskan kalbunya
Bagai batu membesi benar
Timbul telangkai bertongkat urat
Ditunjang pengacara petah pasih

b. Asonansi
   Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.
Contoh :
Segala ada menekan dada
Mati api di dalam hati
Harum sekuntum bunga rahasia
Dengan hitam kelam

c. Tautotes
   Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
Contoh : Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja.

d. Anafora
   Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
Contoh :
Kucari kau dalam toko-toko.
Kucari kau karena cemas karena sayang.
Kucari kau karena sayang karena bimbang.
Kucari kau karena kaya mesti diganyang.

2. Majas Perbandingan
a. Perumpamaan
   Perumpamaan ialah padanan kata aatau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata : seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa.
Contoh : Seperti air dengan minyak.
b. Metafora
   Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara emplisit.
Contoh : Kau pelabuhan cintaku, tetaplah seperti itu hingga kereta waktu kita tiba.
c. Personifikasi
   Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.
Contoh : Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.
d. Depersonifikasi
   Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.
Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
e. Alegori
   Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon antara lain:
Fabel, contoh: Kancil dan Buaya
Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa
f. Antitesis
   Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanmu dalam ujian.
g. Pleonasme
   Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh : aku resah, gelisah, bimbang tak menentu menunggu pucuk surat darimu.
h. Tautologi
   Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?

3. Majas Pertentangan
a. Hiperbola

   Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh : Pemikir-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.
b. Litotes
  Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan keadaan sebenarnya.
Contoh : Apa yang kami berikan ini memang tak berarti bagimu.
c. Ironi
   Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.
d. Paradoks
   Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh : Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
e. Klimaks
  Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh : Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.
f. Anti Klimaks
   Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Contoh : Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.
g. Apostrof
   Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir.
Contoh : Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.
h. Anastrof atau inversi
   Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Contoh : Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.
i. Sinisme
    Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.
Contoh : Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.
j. Sarkasme
    Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.
Contoh : Kau memang benar-benar bajingan.

4. Majas Pertautan
a. Metonimia
   Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh : Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
b.  Sinekdoke
   Sinekdoke ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
c. Alusio
    Alusia ialah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal / diketahui orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?
d. Eufimisme
   Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.

Sekian ^^

0 komentar:

Posting Komentar

 

Yuni Triasari Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea